RANTAU- Bupati Kabupaten Tapin, HM Arifin Arpan didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan, memberikan bantuan beras kepada masyarakat yang terdampak covid-19 melalui Kantor Kementerian Agama, Rabu (30/9/20) di Kantor Kemenag Jalan R Soeprapto Rantau Kiwa Tapin Utara, Kalimantan Selatan.
Dikatakan Bupati Tapin, HM. Arifin Arpan bahwa Dinas Ketahanan Pangan mempunyai stok beras. Kita ada stock dari pemda, stok ini harus kita bagi, dan tahun 2021 kita anggarkan lagi. Pandemi tidak ada batasannya, harus kita sediakan terus menerus. Karena tidak ada batasannya bagaimanapun kita harus persiapkan.
"Karena kita namanya lumbung beras, kita ada kewajiban untuk membaginya, kita siapkan 100 ton, Kita tahun 2020 ini lihat perkembangan, kalo besok dampak semakin besar, kita menyusuaikan. Yang penting kita siapkan," ujar Bupati HM Arifin Arpan, Rabu (30/9/20).
Kepada masyarakat Tapin kata HM Arifin, mengatakan bahwa masyarakat yang penting itu mereka bisa disiplin menjaga diri. Kalau masyarakat kita disiplin otomatis akan berimbas baik pada mereka juga. Kalau mereka disiplin mereka akan melakukan tiga hal seperti mencuci tangan, pakai masker dan menjaga jarak.
"Jangan keluar rumah kalau tidak perlu. Harus pake masker kalo keluar. Masker kan kita sudah dibagi. Kalau keluar untuk berusaha , kita tidak melarang mereka berusaha yang penting disiplin pake masker. Wartawan juga harus membantu sosialisasi," tandas Bupati
Sementara Kepala Dinas (Kadis) Ketahanan Pangan Ir H Bastian MAp menyampaikan bahwa dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) ada 7062 orang yang akan menerima paket bantuan beras Dan para Ustadz, Pondok Pesantren, Madrasyah Diniyah, Takmiliyah, Aliyah, TKA, TPA dan para guru honorer sebanyak 1773 orang.
"Panti asuhan 364 paket yang akan kita bagikan, hampir mendekati 10 ribu orang, sembilan ribu sekianlah, perpaketnya 10 kilogram," kata Bastian.
Sementara Kadis menyampaikan bahwa beras tersebut dibeli dari para petani kita juga. Pada Februari-Maret, petani di daerah mengalami kesusahan untuk menjual, karena pandemi. Petani alami keksusahan menjual, akhirnya pemerintah turun ke desa-desa. Kami yang datang ke sana jadi mereka tidak perlu ke luar untuk menjualnya keluar.
"Kami yang membelinya.Dan pemda membeli gabah petani sesuai harga pasar sebanyak 100 ton. Anggaranya dari Biaya Tak Terduga dari Pemda Tapin," pungkas Bastian. (ron)