KARAWANG- Kecamatan Rawamerta salahsatu daerah yang bisa dibilang pusat pendidikan santri, karena tidak sedikit pondok pesantren yang berada di kecamatan tersebut. Namun disalahsatu Sekolah Dasar (SD) Panyingkiran 3 di Desa Panyingkiran, masih ada tempat ruang belajar yang bisa membahayakan siswa.
Pantauan berita pembaruan.com ada tiga deretan bangunan ruang belajar, salah satunya satu deretan bangunan tersebut, ada tiga ruangan namun hanya dua yang masih layak dipakai bila ada pembelajaran tatap muka, satu ruangan tidak pernah dipergunakan meski saat sebelum pandemi karena bisa membahayakan siswa,
Dikatakan Kepala Sekolah SD Panyingkiran 3 Hamidah SPd, bahwa bangunan tersebut sudah lama tidak dipakai, karena kondisi yang mengkhawatirkan dan bisa membahayakan.
"Selain itu kami disini masih kekurangan jumlah pengajar juga. Hanya ada tiga yang ASN termasuk saya. Dan empat orang honor," ujar Kepala Sekolah Hamidah, Rabu (23/9/20).
Alhamdulillah kata Hamidah, di tahun ini ada peningkatan dari jumlah anak didik. Namun tenaga pengajar masih belum memadai, karena masih ada satu orang guru mengajar di tiga kelas, apalagi dia juga memegang keuangan sekolah (bendahara-red)
"Saya berharap kepada pemerintah untuk menambah tenaga pengajar dan merehab kelas yang sudah rusak," imbuh Hamidah.
Sementara selain kekurangan tenaga pengajar kata Hamidah, SD ini pun belum memiliki penjaga sekolah. Kami khawatir bila nanti sudah bisa dimulai Pelajaran Tatap Muka (PTM).
" Bisa kewalahan nantinya," ucapnya singkat.
Diharapan Hamidah kepada pemerintah, agar bisa ditambah pengajar di sekolah kami biar mutu belajar mengajar semakin meningkat.
"Sekali lagi saya berharap kepada pemerintah untuk bisa memperbaiki ruang belajar ini. Sebentar lagi musim hujan bisa ambruk. Padahal sekolah ini sudah di survey oleh dinas terkait, " tutur Hamidah. (mat)