Syarwani saat terapi pasien dengan media cacing |
RANTAU-Pengobatan mata dengan menggunakan media cacing yang sedang viral di Kabupaten Tapin bahkan merambah hingga Kalimantan Selatan, Senin (25/01/2021).
Pengobatan mata dengan menggunakan media cacing sempat viral di media sosial saat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Selatan melakukan pengobatan sebanyak tiga kali.
Pantauan di lokasi, pengobatan mata dengan cacing dan air tawar, hingga saat ini tidak sedikit masyarakat datang untuk melakukan terapi di Desa Pinang Babaris Kecamatan Tapin Tengah Kabupaten Tapin.
Bahkan, pasien bukan hanya dari warga lokal Tapin, tetapi banyak juga dari kabupaten lain di Kalimantan Selatan. Ada juga yang berasal dari Sampit, Kalimantan Timur.
Salah satu terapist Syarwani saat ditemui mengatakan hingga kini pasien yang terjauh datang dari Sampit, Beraw dan Kotabaru.
"Untuk pasien, setiap harinya kurang lebih 60 orang yang datang," ungkapnya.
Dikatakan Syarwani, pengobatan mata menggunakan cacing bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit mata, seperti penyakit katarak, mata kabur minus dan lainnya.
"Untuk glukoma bisa dengan proses yang lama atau beberapa kali terapi, sedangkan untuk mata plus dan minus di atas 500 bisa kami obati," ujarnya.
Lanjutnya, pengobatam mata yang mulai ramai sejak satu setengah bulan lalu ini, diakui merupakan warisan keluarga yang diturunkan padanya selama puluhan tahun.
"Pengobatan mata ini berjalan puluhan tahun, dari mulai datu, Nini dan ibu kami," ucapnya.
Sementara untuk media terapi ia mengatakan menggunakan cacing khusus hasil budidaya sendiri.
"Untuk medianya air tawar dan cacing khusus hasil ternak sendiri. Untuk biaya pengobatan yang dikenakan kepada setiap pasien tidak dipatok," terangnya. (Ron)