Asda Bidang Ekonomi Pembangunan Erani Martin (tengah) bersama Hj Mustaidah Syafrudin Noor (kiri) saat operasi pasar murah di Binuan Rantau, Kamis (8/4/21) |
RANTAU- Menjelang bulan suci ramadhan 1442 H Pemerintah Daerah Kabupaten Tapin melalui Dinas Perdagangan dan instansi terkait turun ke pasar tradisional pantau kesiapan dan harga sembilan bahan pokok (sembako) sekaligus menggelar operasi pasar murah di pasar Keraton Rantau Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan, pada hari Kamis (8/4/21).
Asisten Daerah Kabupaten Tapin Bidang Ekonomi dan Pembangunan H Errani Martin mengatakan, kegiatan monitoring dan pengawasan ini dilaksanakan untuk memantau kebutuhan bahan pokok serta harganya menjelang bulan ramadhan.
"Hasil dari monitoring dan pengawasan kami peroleh informasi rill di pasar bahwa baik stok dan harga jelang ramadhan pada prinsipnya stabil," ucapnya.
Di tempat yang sama Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Tapin H Harliyansyah mengatakan, sampai saat ini ketersediaan bahan pokok dan harganya di dua pasar yang dimonitoring pada dasarnya stabil, kecuali cabai rawit.
"Bahan pokok yang lain aman, kalau cabai rawit karena kurangnya pasokan dari petani," terangnya sesaat setelah melakukan monitoring dari pasar Binuang dan pasar Keraton.
Lanjutnya, dari dua pasar yang dimonitoring dan disebut stabil tersebut seperti harga beras premium Rp 12.500 perliter, minyak goreng kemasan Rp 14.000 perliter, daging sapi Rp 130.000 perkilogram, ayam potong Rp 30.000 perkilogram, bawang merah Rp 35.000 perkilogram dan bawang putih Rp 30.000 perkilogramnya.
"Sedangkan untuk gula, teh,susu harga tetap aman dan tidak ada kelangkaan barang, kecuali minyak goreng kemasan ada kenaikan 1000 rupiah perliter dari harga sebelumnya. Juga mie instan dari berbagai merk dan jenis produk rata-rata ada kenaikan 4000 rupiah," urainya.
Dari data Dinas Perdagangan Kabupaten Tapin ada beberapa kekosongan kebutuhan pasar dari komoditas cabai rawit, cabai hijau, cabai merah dan cabai rawat taji.
Sementara menurut salah satu pedagang di pasar Keraton Rantau Amat Yurani (40) menyampaikan, untuk cabai rawit hidung harganya saat ini sekitar Rp 120.000 ada kenaikan kurang lebih 200 persen dari harga normalnya Rp 40.000, untuk cabai rawit kecil harga terakhir dipasaran Rp 150.000 -160.000 tetapi saat ini barangnya tidak ada.
"Biasanya kalau petani cabai panen dengan waktu yang bersamaan harga cabai biasanya berkisar Rp 15.000. Sudah lebih dari 1 bulan lalu kelangkaan dan kenaikan harga cabai yang tinggi," ujar Yurani.
Sementara di tempat terpisah ketua Kelompok Tani Cabai Hiung Junaidi mengatakan, faktor cuaca yang menjadi salah satu penyebabnya, hingga lahan menjadi basah dan terendam air dampaknya mengganggu jadwal tanam.
"Ya memang ada kelangkaan dan kenaikan harga sejak bulan Desember sampai sekarang," terangnya.
Jadwal tanam untuk sentral cabai di Kabupaten Tapin tepatnya di Desa Hiyung Kecamatan Tapin Tengah, diperkirakan April awal tanam dan perkiraan panen sekitar bulan Juli atau Agustus 2021 mendatang.
Junaidi menambahkan, di tempat kita sementara untuk cabai rawit hiyung basah tidak ada.
"Tapi kalau cabai rawit hiyung yang kering untuk bahan abon cabai stocknya masih banyak," pungkasnya.(Ron)