Iklan

Iklan

Ketua Dekranasda dan GOW Berikan Bantuan pada Pengrajin Disabilitas

BERITA PEMBARUAN
21 April 2021, 23:21 WIB Last Updated 2021-04-21T16:21:42Z
Ketua Dekranasda dan GOW Kabupaten Tapin berikan bantuan kepada  Jumiatin pengrajin disabilitas, Rabu (21/4/21)


RANTAU- Seorang pengrajin wanita penyandang disabilitas Jumiatin (42) warga Desa Bitahan RT 04 Kecamatan Lokpaikat Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan yang sebelumnya ramai diberitakan media terpuruk karena pandemi covid-19, pada Rabu (21/4/21) bertepatan dengan momen hari Kartini mendapat bantuan dari ketua Dekranasda dan GOW Kabupaten Tapin.


Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Tapin Hj Ratna Eliyyani Arifin Arpan dan ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Tapin Hj Mustaidah Syafrudin Noor bersama rombongan mengunjungi dan memberikan bantuan kepada Jumiatin (42) pengrajin yang juga penyandang disabilitas.


Hj Ratna Eliyyani mengatakan, setelah mendengar dan mendapatkan informasi bahwa ada seorang pengrajin wanita yang ekonominya terdampak pandemi Covid-19. 

Ia bersama ketua GOW langsung mendatangi pengrajin (Jumiatin) untuk memberikan bantuan.


"Bantuannya berupa sembako dan uang tunai. Selain memberikan bantuan, juga untuk memberikan dukungan moril kepada sesama wanita dalam menghadapi situasi sulit seperti sekarang ini," ucap Hj Ratna Eliyyani dengan matanya berkaca kaca.


Ketua GOW Tapin Hj Mustaidah Syafrudin Noor juga senada dengan yang disampaikan ketua Dekranasda, dirinya datang untuk memberikan dukungan moral kepada pengrajin wanita penyandang disabilitas itu agar tetap berjuang.


"Saya sangat mengapresiasi produk kerajinan tangan ibu Jumiatin. Sesama wanita di momen hari Kartini ini, kita berikan semangat untuk ibu Jumiatin," ungkapnya.


Informasi sebelumnya, beberapa media memberitakan Jumiatin (42) wanita pengrajin penyandang disabilitas asal Desa Bitahan Kecamatan Lokpaikat terpuruk perekonomiannya akibat pandemi Covid-19.


Usaha hasil kerajinan tangannya yang di geluti sejak 2009 lalu, sampai ke masa yang dianggapnya berpenghasilan cukup dengan omset Rp 500 ribu perbulannya dan ternyata harus berubah karena adanya pandemi Covid-19.


Sejak 2009 lalu Jumiatin (42) wanita penyandang disabilitas ini membuat kerajinan rajutan tangan dari benang wol seperti membentuk tas, boneka, Bros, hiasan pensel, masker, baju anak, taplak meja, tutup televisi dan lainnya,dari 2020 lalu sampai sekarang tidak laku lagi.


Sejak pandemi Covid-19 orderan hampir tidak ada, sebelumnya seperti Bros dan hiasan pensel paling laku penghasilannya cukup untuk membantu kebutuhan di rumah," ujar Jumiatin Senin (19/4) seperti  dikutip dari media antaranews.com.


Beberapa bulan terakhir masalahnya bertambah, suaminya sebagai buruh bangunan sudah jarang bekerja, panggilan kerja tukang bangunan dikatakannya hampir tidak ada lagi, terpaksa suaminya istirahat di rumah bekerja serabutan.


"Suami saya kuli bangunan,ajakan kerja sangat jarang sekali," ucapnya dengan nada sedih.


Masih dikutip dari Antaranews.com Jumiatin wanita penyandang disabilitas yang juga ibu dari 2 anak ini mulai menambah kreasinya dengan memanfaatkan plastik bekas dan karung untuk membuat tas dan tas belanja. Namun malang tetap saja tidak merubah perekonomiannya, hasil karya barunya belum ada yang meminati.


Kedua kaki Juamiatin sedari lahir tidak tumbuh normal, mengahruskan memakai tongkat dan mengesut saat beraktivitas di rumahnya.


"Untuk pemasaran hanya bermodal kabar dari mulut ke mulut. Harga dagangannya yang ditawarkan variatif mulai dari Rp 7 ribu sampai yang termahal Rp 150 ribu," tandasnya. (Ron)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Ketua Dekranasda dan GOW Berikan Bantuan pada Pengrajin Disabilitas

Terkini

Topik Populer

Iklan