![]() |
Ketua TP PKK Kabupaten Tapin Hj. Ratna Elliyani Arifin Arpan |
RANTAU- Tim Penggerak PKK Tapin bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tapin menggelar kegiatan Pelatihan Pengolahan Pangan Lokal dan Penyuluhan Pangan B2SA bertempat di Gedung Sekretariat TP PKK Tapin Jl Brigjen Hasan Basry Rantau Kabupaten Tapin, Selasa (21/9/21).
Pelatihan Pengolahan Pangan Lokal dan Penyuluhan Pangan B2SA tersebut dibuka secara resmi oleh Ketua TP PKK Tapin Hj. Ratna Elliyani Arifin Arpan didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tapin Drs. H. Bastian M.Ap., serta dihadiri Instruktur dan peserta pelatihan.
Ketua TP PKK Tapin Hj Ratna Elliyani Arifin Arpan dalam sambutannya mengatakan, kegiatan seperti ini sangat positif dan bermanfaat sekaligus membuka ruang untuk mensosialisasikan pentingnya pemenuhan kebutuhan pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman.
"Kajian ilmiah menunjukkan bahwa untuk hidup sehat dan produktif itu manusia memerlukan sekitar 45 jenis zat gizi dari makanan yang dikonsumsi," ujarnya.
Lanjutnya, pola konsumsi pangan merupakan perilaku penting yang dapat mempengaruhi gizi seseorang, tidak berlebihan dan tidak kekurangan, keperluan gizi itu dalam jumlah cukup saja.
"Konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman itu penting untuk diterapkan dalam pola konsumsi sehari-hari salah satunya dengan memanfaatkan pangan lokal," imbuhnya.
Hj.Ratna Elliyani lebih lanjut mengatakan penganekaragaman pangan perlu dilakukan secara fokus dari hulu hingga hilir.Hulu, meningkatkan penyediaan aneka ragam jenis pangan agar tidak tergantung pada satu jenis bahan pangan saja.
"Sedangkan untuk hilir harus mempunyai strategi pengembangan pengolahan pangan lokal berbasis industri rumah tangga, seperti inovasi resep khas nusantara, sosialisasi dan promosi atau kampanye gerakan untuk merubah mindset masyarakat dalam konsumsi pangan," tandasnya.
Menurut Ketua TP PKK Tapin melalui pelatihan ini diharapkan tumbuh kreativitas dan inovasi dalam pengolahan pangan selain menarik dan bercita rasa tinggi juga harus diperhatikan nilai komersial sehingga ada nilai ekonomi dan pemberdayaan agar pangan lokal dapat berkelanjutan.
"Kreativitas dan inovasi yang dimaksud selain menarik, bercitarasa tinggi, punya nilai ekonomi namun tetap bergizi," harapnya.
Menurut Hj Ratna Elliyani dengan gizi yang seimbang masyarakat akan sehat dan cerdas serta berdampak pada pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas.(ron)