Aksi solidaritas Buruh yang tergabung dalam FSPMI di depan PT GS BATTERY Kawasan Industri Surya Cipta Karawang, Kamis (30/9/21)(foto:ari) |
KARAWANG - Berdasarkan kronologis singkat FSPMI, bahwasanya terjadi kasus pemecatan sepihak pengurus FSPMI di PT GS Battery Semarang. Hal inilah yang kini mencuat sebagai isu nasional, buntutnya, kemarin Kamis (30/09/2021), ratusan massa FSPMI menggeruduk PT GS Battery di kawasan industri Suryacipta Swadaya, Jl. Surya Utama Kav.I3-14, Karawang Timur, Karawang.
Aksi ini dilakukan setelah mediasi antara pihak manajemen PT GS Battery Karawang dengan perwakilan FSPMI tidak ada titik temu alias deadlock.
Dengan menutup jalan utama di depan PT GS Battery, massa FSPMI penuh semangat mengikuti aksi solidaritas dimaksud. Di atas mobil komando, orator bergantian memberikan orasinya dengan sesekali menghimbau jangan sampai terprovokasi dan tetap menjaga prokes.
Salah satu orator, Edi Kuncoro selaku Ketua Divisi Aksi Nasional DPD FSPMI mengucapkan alhamdulillah kalau nggak begini kita nggak ketemu dengan rekan-rekan Bapor LEM SPSI. Kepada bapak kepolisian terima kasih atas pengamanannya dan salam sejahtera. Semoga bapak kepolisian, aparat security, pos keamanan yang ada di depan semuanya sehat selalu.
"Hari ini kita ke PT GS Battery yang di mana di semua kasus di FSPMI kita ketahui bahwa semua kasus anggotanya baik sedikit menengah bahkan banyak kita selalu belain. Dia selalu solidarity forever itu yang kita tanamkan kepada kawan-kawan semua yang ada di Konfederasi di KSPI," demikian ujarnya.
Saya ini dari pimpinan pusat, nama saya Adi Kuncoro biasa dipanggil Edoy. Saya Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Metal Indonesia sebagai bidang penggalangan massa. Biar paham karena anggota juga banyak yang belum kenal.
"Saya tidak akan menggerakkan massa kalau semua sudah kita berikan tapi tidak terlaksana pada konsep, ada lobby ada kordinasi dan mediasi tapi hasilnya nol," tegasnya.
"Semata-mata kita datang ke sini di depan manajemen GS Battery karena musyawarah di tingkat pimpinan pusat, dewan pimpinan wilayah yang ada Semarang, bahkan yang ada di konsulat cabang PT GS Battery di Karawang tidak sesuai keputusannya," ujar Deway mengulas kronologis aksi sembari di akhir orasi juga menegaskan akan membawa kasus ini ke ILO (International Labour Organization) dengan mengajak anggota FSPMI memboikot GS Battery.
Orasi berikutnya, Untung Nasari dari Bidang Pembinaan DPP SPAMK FSPMI menjelaskan, massa yang datang ada anggota dari Jakarta, Banten, Bekasi, Karawang dan Purwakarta. Ada 120 unit kerja diwakili masing-masing 2 orang.
"Alasan kita hadir disini jelas tentang penegakan hukum. Berserikat atau tidak berserikat sudah diatur dalam tatanan hukum di negara kita, sudah dilindungi UU maka kita harus taat," jelasnya.
Lanjut dia, investor asing yang datang ke negeri kita seharusnya patuh dan tunduk dengan aturan hukum di negara kita.
"Maka kalaulah para pengusaha, investor asing telah menginjak-injak nilai-nilai hukum maka seharusnya kita sebagai rakyat Indonesia mengangkat senjata melawan atas hukum yang sudah diinjak-injak," demikian orasinya membakar sangat massa FSPMI.
Dikatakannya, pagi tadi sudah terjadi perundingan yang dimediasi aparat dan kami menahan diri jam 8 tidak hadir disini.
"Jadi ketika perundingan tidak ada hasil maka jangan salahkan kami melakukan aksi. Karena sudah mengirimkan surat, jadi aksi kami dilindungi undang-undang," tukasnya.
Lain hal dengan Untung Nasari, Supri yang merupakan Divisi Aksi Nasional Panglima Garda Metal DPP FSPMI ini mengaku selalu dibenturkan dengan UU bahkan dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Tapi UU dilanggar oleh mereka semua. Kawan kita Ketua PUK dan Sekretaris di Semarang di PHK tanpa alasan yang jelas.
"Kalau hari ini 30 September saksi sejarah bangsa Indonesia, PKI harus lahir dengan kedzoliman menggunakan antek-antek perusahaan, saya orang pertama yang rela mati di medan perang hari ini," ujar Panglima Garda Metal DPP FSPMI dari Bekasi ini.
Supri juga mengungkit soal 350 tahun kita dijajah karena dibodohi oleh Belanda. Pada 30 September, para jenderal dibantai habis oleh oknum kepentingan. Hari ini mau lahir lagi oknum kepentingan, hanya kepentingan sesaat.
"Kami datang kesini karena ada titik singgung yang sangat luar biasa, pelanggaran terhadap UU. Kami dipaksa dengan UU, kami dibenturkan dengan UU, bahkan UU yang ada dipaksakan dalam Perjanjian Kerja Bersama," ulasnya.
Di akhir aksi, Ketua KC FSPMI Karawang, Asmat Serum menyampaikan, yang pertama saya mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan FSPMI dari sektor logam, elektronik, elektrik, aneka industri, wabil khusus otomotif, mesin dan komponen.
"Terima kasih kepada Bang Abas selaku Ketua DPC LEM SPSI dan Bang Parno Sekretaris DPC KEP SPSI," ujar Asmat Serum mengenalkan koleganya dari Koalisi Buruh Pangkal Perjuangan Karawang kepada massa aksi.
"Intinya yang disampaikan Bang Edoy, kita dari pagi ketemu manajemen GS Battery hingga jam 13.30 WIB. Dan dari semalam kita diskusikan, dalam waktu singkat kita mencapai kesepakatan maka aksi kita batalkan. Tetapi kita kasih toleransi sampai 11 siang ternyata tarik ulur selesai-selesai setengah dua," bebernya.
Asmat Serum juga menjelaskan bahwa, KBPP (Koalisi Buruh Pangkal Perjuangan) saudara kita, PR kita juga banyak tentang Omnibus Law, tentang UMK, tentang UKU, tentang Partai Buruh dan banyak lagi.
"Saya tidak mau pecah buruh di Karawang, ada KBPP. Tapi bicara personal buruh baik SPSI KEP, SPSI LEM atau dengan serikat yang lain kita bersaudara," imbuhnya.
Hasil pertemuan tadi sampai setengah dua, lanjut dia, saya pikir kita menunggu komitmen yang disampaikan, besok kita akan bertemu dan besok atau senin, selasa atau rabu. Tadi bersama pak Kasat Intel kita tarik yang paling jauh hari rabu kita lihat kesungguhan direktur untuk bertemu dengan kita.
"Setidaknya setelah rabu jangan halang-halangi kami baik di Semarang atau dimana bila tidak sesuai aktualitasnya. Tapi saya yakin DPC LEM GS Battery akan memfasilitasi keputusan tadi yang sudah disampaikan," demikian ujarnya di penghujung aksi.[Ari/RM]