Rizkan Fadhilah (foto : ist) |
RANTAU - Organisasi Islam terbesar di Indonesia Nahdhatul Ulama (NU) memperingati Hari Lahirnya yang ke -96, tanggal 31 Januari 2022 dengan mengusung tema 'Menyongsong 100 Tahun Nahdhatul Ulama : Merawat Jagat, Membangun Peradaban'.
Nahdhatul Ulama (NU adalah organisasi terbesar ini, berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 atau bertepatan dengan tanggal 16 Rajab 1344 Hijriah di Surabaya yang bergerak di bidang Keagamaan, Pendidikan, Sosial dan Ekonomi.
Salah satu aktivis pemuda Kabupaten Tapin yang juga merupakan santri aktif di Organisasi IKPDH Cabang Banjarmasin Kalsel Rizkan Fadillah, berharap dengan menginjak satu abad usianya, komitmen NU tidak pernah luntur menjaga NKRI dari kehancuran dan menjadi pelopor perdamaian di tengah peradaban.
"Sejarah mencatat, dari KH Muhammad Hasyim Asy’ari yang memiliki semangat nasionalisme dengan revolusi jihad dan memberikan pesan agar senantiasa mencintai tanah air (hubul wathan minal iman). Sehingga hampir semua kelompok Islam di Indonesia menaruh hormat kepada sidin (Beliau)," ungkapnya kepada beritapembaruan.id terkait Harlah NU yang ke 96
Menurutnya, hingga sekarang secara kualitatif, beberapa kader NU menduduki posisi strategis di pemerintahan, yang artinya dalam sistem sosial-politik di Indonesia, NU menjadi harapan dari masyarakat yang juga kadernya NU hari ini mampu membawa wajah Islam dan Indonesia yang damai di mata dunia.
Namun demikian lanjut Rizkan, NU sebagai organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia akan selalu mendapatkan tantangan dan dinamikanya tersendiri. Misalnya ada dua hal yang ingin disampaikan. Pertama hidup berdampingan dengan masyarakat dan kedua wajah Islam di Indonesia serta tingkat global.
"Pertama gerakan NU yang mempunyai banyak tingkatan tidak terkecuali di Tapin, harus berdampingan dengan masyarakat menjadi mitra strategis dan kritis pemerintah daerah," ujarnya.
Lanjutnya, warga Nahdiyin secara menyeluruh, harus mampu hidup subur berdampingan dengan masyarakat tanpa mengelompokkan, atau berdiam di rumah sendiri. Dan memaksimalkan gerakan sehingga terwujud masyarakat yang berkeadilan demi kemaslahatan, kesejahteraan umat, dan demi terciptanya rahmat bagi semesta.
"Terutama sebagai pemuda Tapin yang berasal dari santri juga (Ponpes Darul Hijrah) berharap, NU di Tapin mampu hidup berdampingan dengan masyarakat, dan menjadi mitra strategis serta kritis guna menghantarkan Tapin yang berkemajuan," tuturnya.
Kedua secara global dengan adanya isu terlalu berpandangan lokal atau konservatif, dengan muktamar kemarin dan terpilihnya tokoh NU Yahya Cholil Staquf yang kerap terlibat dalam forum diskusi antar-iman di tingkat global, memiliki peran penting menjawab persoalan tersebut dengan baik.
"Kami optimis kepemimpinan NU yang baru bisa menjadi pelopor perdamaian, dan peradaban secara global khususnya Indonesia atau kata lain di bawah kepemimpinan Yahya Cholil Staquf ini memiliki karakter tindakan lokal berwawasan global yang mempelopori perdamaian dan peradaban Islam ditingkat internasional," jelasnya.
Dijelaskan aktivis pemuda Tapin Rizkan Fadillah, semua itu harus dipertahankan dan dikembangkan dan sebagai pemuda Tapin dirinya mengaku siap berkolaborasi dan ikut serta berkontribusi terhadap NU.(ron)