Ketua Pelaksana Penanaman Mangrove dari LIPB Syawal Silalahi (kedua dari kanan) dan jajaran LSM PJTR serta Ketua Petani Mangrove Cinta Alam Ratim Suterjo (ujung kanan) di lokasi Desa Muarabaru, Rabu (23/2/22)(foto:rm). |
KARAWANG - Kabupaten Karawang secara umum dalam aspek wilayah dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) wilayah penting antara lain, wilayah perdesaan meliputi desa pesisir pantai utara laut Jawa, pantai pesisir dengan perkotaan yaitu meliputi wilayah pertanian tanaman padi. Selanjutnya meliputi perdesaan daerah industri, pegunungan dan Daerah Aliran Sungai (DAS).
Untuk desa pesisir pantai utara laut Jawa, dan perdesaan daerah industri, pegunungan dan daerah Aliran Sungai (DAS) adalah syarat dengan domain lingkungan hidup. Dalam arti kata bahwa kabupaten Karawang sektor kehutanan dan wahana lingkungan hidup harus prioritas, dalam upaya memacu tingkat pertumbuhan pembangunan.
Di Kabupaten Karawang, sektor lingkungan hidup dengan objektivitas kehutanan sangat memerlukan pelaksanaan pembangunan yang mengena sasaran dan berkelanjutan serta sustainable. Dengan demikian dalam upaya menciptakan pembangunan yang cukup kondusif serta elegan berwawasan lingkungan, sangat dibutuhkan perencanaan yang tepat guna dan tepat sasaran sesuai dengan karakteristik teritorial wilayah.
Lembaga Independent Pelopor Bangsa (LIPB) Kabupaten Karawang sebagai salah satu NGO permerhati lingkungan, berpendapat bahwa dukungan data base yang lengkap dan riil, dalam konteks upaya perencanaan pembangunan khususnya di sektor kehutanan dan lingkungan hidup untuk menggali potensi dan mengatasi masalahnya di wilayah sektur hutan pegunungan, hutan pantai, Daerah aliran sungai (DAS) sepanjang sungai Citarum dan wilayah pantai utara dalam visi kehutanan, perkebunan dan lingkungan yaitu menyelamatkan lingkungan hidup, dalam kerangka kepentingan kelanjutan pembangunan generasi mendatang sekaligus memelihara asset bangsa disektor kehutanan adalah subtasi pembangunan lingkungan yang tidak dapat dipisahkan.
Menurut LIPB Kabupaten Karawang, lingkungan yang gersang dipastikan awalnya karena kerusakan hutan, sementara kerusakan hutan akan menimbulkan efek langsung terhadap keseimbangan ekosistem alam, bahkan bencana akan mengancam kehidupan manusia. Permasalahan dan dampak kerusakan hutan semakin terasa ketika terjadi musim kemarau akan muncul bencana kekeringan dan jika musim hujan akan terjadi kebanjiran.
Maka salah satu bentuk kritis dan perduli LIPB Kabupaten Karawang terhadap lingkungan Kabupaten Karawang melakukan program kegiatan terhadap sektor hutan bako/hutan pesisir pantai dengan melakukan penanaman pohon mangrove di wilayah yang terkena abrasi bersama masyarakat petani mangrove juga nelayan di Desa Muarabaru, Kecamatan Cilamaya Wetan.
Adapun tema kegiatan yang dilaksanakan yaitu "Pemberdayaan Petani Mangrove guna mendorong Ketahanan Pangan Nasional di wilayah Pesisir Pantai Desa Muarabaru, Kec. Cilamaya Wetan, Kab. Karawang".
Sedangkan tujuan penanaman mangrove bersama Kelompok Tani Mangrove Cinta Alam Cilamaya Wetan, yakni sebagai berikut:
1. Mendukung program Kementerian kelautan dan Perikanan RI guna mensejahterakan masyarakat pesisir dan nelayan.
2. Pencegahan dan penanggulangan abrasi di wilayah pesisir pantai utara laut Jawa Kabupaten Karawang.
3. Melestarikan serta memberikan motivasi kepada masyarakat pesisir/nelayan agar menjaga serta senantiasa memelihara pohon mangrove sebagai tanaman unggulan dalam rangka membangun hutan pantai/hutan bako di sepanjang pesisir utara Kabupaten Karawang.
4. Memberikan bantuan sembako kepada masyarakat nelayan dan sekitar lokasi penanaman mangrove.
"Inilah, kita hari ini sudah melaksanakan penanaman bersama kawan-kawan petani mangrove. Sebagaimana kita ketahui bahwa pelaksanaan penanaman ini adalah untuk mencegah terjadinya abrasi di wilayah pesisir pantai ini," kata Ketua LIPB Kabupaten Karawang, Syawal Silalahi kepada media seusai kegiatan penanaman mangrove, Rabu (23/03/2022).
Lanjut dia, kebetulan wilayah ini adalah wilayah yang gersang pas betul tempat kita menanam hari ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada LSM PJTR sebagai mitra kerjasama penanaman ini bisa terlaksana.
"Ini atas kerjasama dengan PJTR (Lembaga Peduli Jaringan Tenaga Rakyat), mudah-mudahan kerjasama ini jangan selesai sampai di sini, berlanjut dalam program, event-event yang lain," harapnya.
"Saya mengucapkan kepada media dan khususnya Pak Ratim, Komandan Pasukan Tanam yang punya wilayah, karena melalui program ini terlaksana. Mudah-mudahan tujuan penanaman ini semoga bermanfaat untuk kelestarian alam di wilayah pesisir ini agar hutan bakau itu kembali bergairah lagi," tandas Syawal Silalahi.
Sementara Ketua Kelompok Tani Mangrove Cinta Alam Cilamaya Wetan, Ratim Suterjo mengatakan, terima kasih ia ucapkan kepada mitra dari Kelompok Tani Pecinta Alam, PJTR dan LIPB yang telah memberikan untuk mengurangi abrasi pantai penanaman mangrove.
"Dan saya sangat berterimakasih adanya bingkisan sembako buat penanam mangrove. Itu yang bisa saya ungkapkan banyak-banyak terimakasih," ucap Ratim Suterjo.[AR/Nrh]