![]() |
Elyasa Budianto, S.H. |
KARAWANG - Deportasi Ustad Abdul Somad (UAS) oleh Imigrasi Singapura berbuntut panjang. Pasalnya pemulangan UAS oleh negeri 'surganya' kaum koruptor Indonesia itu tidak dibarengi dengan penjelasan resmi.
Sepekan terakhir nama Singapura trennya meningkat. Negeri yang serumpun itu yang kerap dijadikan pelarian tersangka koruptor membikin gerah banyak masyarakat Indonesia dengan mendeportasi Penceramah kondang Ustad Abdul Somad (UAS) dan mengatakan UAS teroris
Tanpa penjelasan dan kejelasan UAS dipulangkan ke Indonesia. Hal ini menjadikan berbagai warga masyarakat serta para tokoh dari mulai tokoh masyarakat desa, aktivis, politisi, ulama dan anggota DPR RI mempertanyakan kejelasan Singapura memulangkan UAS.
Hal itu disampaikan aktivis yang juga praktisi hukum H.Elyasa Budianto kepada beritapembaruan.id melalui jejaring WhatsApp, Kamis 20 Mei 2022.
Menurut Elyasa, ribut-ribut masalah deportasi UAS adalah lebih karena pemimpin negara kita selalu alergi dengan nuansa Islam, padahal kalau kita simak ceramah UAS biasa-biasa saja, bahkan cenderung kocak.
"Jadi bagaimanapun, kemanapun selama rezim ini anti islam maka akan banyak pemuka agama islam akan mengalami seperti ini, contoh lain adalah HRS yang ribut penguasa rezim di negara RI ketika HRS ada di Arab Saudi," ujarnya
Seperti halnya kata Elyasa di Saudi Arabia, negara tersebut tidak mempermasalahkan keberadaan HRS bahkan Raja Arab pun tidak mempertanyakannya.
" Di Singapura kenapa tidak memberikan keterangan resmi. Bahkan pemerintah kita tidak menyatakan protes, malah meuneng Bae (diam saja -red)," pungkasnya.(**)