Mendag RI Zulkifli Hasan (kiri) mendapat kritikan tajam dari Sekejen Milenial Indonesia Yusuf Salam (kanan)(foto:ist) |
JAKARTA - Belum lama dilantik sebagai Menteri Perdagangan, menteri ini sudah berulah yang membuat kontroversi di tengah kondisi masyarakat yang sedang terdampak krisis.
Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal Milenial Indonesia Yusup Salam melalui keterangan tertulis, Kamis 25 Agustus 2022.
Menurutnya, kadang terpikir, apakah pak Zulkifli Hasan ini sudah paham bagaimana membedakan porsi peran sebagai ketua umum Partai Politik dan Menteri?”.
Padahal lanjut Yusuf, Presiden Jokowi memiliki tujuan sangat baik, dengan mengganti nahkoda Kementerian Perdagangan RI itu agar pengendalian stok dan harga pangan di Indonesia lebih stabil.
Namun Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan sepertinya nasib terlihat menunjukan gestur dan gaya komunikasi dirinya yang dominan berperan sebagai ketua umum partai, bukan sebagai menteri. Mulai dari janji awalnya yang mengatakan dalam waktu satu-dua bulan bisa mengendalikan harga minyak goreng, tapi nyatanya hingga saat ini minyak goreng masih mahal. Adapun program MinyakKita, tetapi saja tidak semua masyarakat mampu menjangkaunya, entah karena persoalan informasi, atau karena mekanismenya yang tidak mudah.
"Bahkan belakangan ini publik diramaikan oleh video amatir yang diduga menunjukan aksi pak Zulhas mempolitisasi program MinyakKita untuk kampanye anaknya sendiri di Lampung. Meskipun pak Zulkifli membatah dugaan tersebut, kami rasa semua orang bisa memahami apa maksud dan tujuan sebenarnya dari aksi dalam video tersebut," ujarnya.
Kemudian kata Yusuf, di tengah masalah pengendalian harga minyak goreng yang belum tuntas, dan di tengah krisis yang ditimbulkan inflasi, publik pun sekarang diramaikan dengan statemen Zulhas yang bisa saja menyakiti hati masyarakat, dan dilanjutkan mengucap janji yang sama bahwa beberapa pekan akan dikendalikan harga telur," terangnya.
"Jadi beginikah cara komunikasi dan gesture seorang Menteri? Saya melihat pak Zulkifli ini seperti pejabat gaya masa lalu, tidak mencerminkan pemerintahan gaya Jokowi," buah Yusuf dengan nada bertanya.
Saat ini masih menurut Yusuf, Zulhas beralasan kenaikan harga telur ini salah satunya karena dampak pembagian sembako gratis dari pemerintah yang porsinya banyak item telur. Yusup merespon, maksudnya bagaimana? Kan bantuan telur itu dibeli di Indonesia, artinya input dan output stok telur kan tidak ada yang berubah signifikan, tetap terbeli. Ini logika sederhana.
"Bisa masuk akal, kalau pemerintah membeli telur untuk bantuan itu impor atau membeli dengan harga rendah di bawah standar. Sehingga membuat gap dan menjadi sebab harga telur melonjak naik. Tentu ini adalah masalah, dan perlu diselidiki lebih dalam terkait apa dan bagaimana dalaman kementerian ini bekerja," tegas aktivis asal Karawang ini.
Terkahir Yusup menyampaikan harapannya, agar Zulkifli ini jadilah menteri yang baik, lepaskan dan lupakan dulu atribut sebagai ketua umum partai saat bertugas menjadi seorang menteri.(rls/red)