Oleh: HM Syarbani Haira
Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2023 dilakukan secara kenegaraan, di Istana Kepresidenan, Bogor. Bertindak sebagai Inspektur Upacara, Presiden Joko Widodo. Hebatnya, presiden populis ini tampil dengan uniform masyarakat Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Ini tentu sangat membanggakan.
Dalam acara ini nampak terlihat Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri, serta Ketua BPIP Prof Yudian Wahyudi, dan sejumlah pejabat penting di negeri ini.
Dalam sambutan singkatnya, Presiden Jokowi mengajak masyarakat Indonesia untuk menjadikan Pancasila sebagai pondasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berke-Indonesia-an.
Dia menambahkan, perluasan dan pendalaman nilai-nilai Pancasila tak bisa dilakukan dengan cara-cara biasa. Diperlukan cara-cara baru yang luar biasa. Memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama revolusi industri 4. 0. Demikian tegas mantan Gubernur Jakarta ini.
Sejarah Pancasila
Dalam sejarahnya, pernah terjadi perdebatan panjang di negeri ini seputar Hari Lahir Pancasila.
Kemudian, berdasar Keppres No 24 Tahun 2016, tanggal 1 Juni, diakui sebagai hari penting dalam kalender bangsa Indonesia. Tanggal itu kemudian diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila.
Pemilihan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila ini merujuk kepada momen sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan/BPUPKI) dalam upaya merumuskan dasar negara Republik Indonesia.
Badan ini menggelar sidang pertamanya tanggal 29 Mei 1945. Dalam sidang tersebut, anggota BPUPKI membahas mengenai dasar-dasar Indonesia merdeka.
Sidang kedua BPUPKI, Soekarno dalam pidatonya yang bertajuk 'Lahirnya Pancasila' menyampaikan gagasan mengenai konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia, tepatnya pada 1 Juni 1945.
Pidato ini awalnya disampaikan Soekarno tanpa judul. Sebutan hari 'Lahirnya Pancasila' ini baru muncul ketika mantan Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat, memberikan kata pengantar dalam buku yang berisi pidato, yang kemudian dibukukan oleh BPUPKI.
Soekarno dalam pidatonya menyampaikan ide serta gagasannya, terkait dasar negara Indonesia, yang dinamai dengan 'Pancasila'. Panca itu artinya lima, sedangkan sila artinya prinsip atau asas.
Bung Karno menyebutkan lima dasar untuk negara Indonesia. Sila pertama 'Kebangsaan', kedua 'Internasionalisme atau Perikemanusiaan', ketiga 'Demokrasi', keempat 'Keadilan sosial', dan kelima 'Ketuhanan yang Maha Esa'.
Untuk menyempurnakan rumusan Pancasila dan membuat UUD yang berlandaskan kelima asas tersebut, maka Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk sebuah panitia yang disebut "Panitia Sembilan". Masing-masing Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokroseojoso, Agus Salim, Wahid Hasjim, Mohammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, Mr. AA Maramis, dan Achmad Soebardjo.
Setelah melalui beberapa proses persidangan, Pancasila akhirnya dapat disahkan pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945.
Pada sidang tersebut, disetujui, Pancasila dicantumkan dalam Mukadimah UUD 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah.
Itulah sejarah Hari Lahir Pancasila yang perlu kita ingat. Tapi tak hanya untuk diingat saja, Hari Lahir Pancasila juga merupakan momen untuk mengenang, menghormati, sekaligus menghargai perjuangan pendiri bangsa dalam merumuskan dasar negara Indonesia.
Tanggung-jawab Generasi Penerus
Dalam banyak publikasi disebutkan, jika generasi penerus, dan semua anak bangsa harus dapat memaknai Pancasila sebagai dasar negara dan sebagai landasan berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara, dan pandangan hidup bangsa, yang digali dan ditetapkan oleh pendiri bangsa ini, tentu merupakan suatu anugerah yang tiada tara dari Tuhan Yang Maha Esa buat bangsa Indonesia. Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa.
Dengan lahirnya lima sila tersebut, Pancasila dapat menyatukan masyarakat dengan segala perbedaan yang ada.
Pengamalan nilai-nilai Pancasila merupakan perwujudan rasa cinta kepada Tanah Air sehingga dapat membangun bangsa dan negara yang lebih baik.
Nilai-nilai Pancasila dapat diamalkan dalam bentuk sederhana, seperti saling menghargai, bekerja sama, dan saling menghormati.
Berkat Pancasila dengan nilai-nilai inklusivitas, toleransi dan gotong royong keberagaman yang ada menjadi suatu berkah penuntun keberagaman yang dapat dirajut menjadi identitas nasional Bhinneka Tunggal Ika.
Maka itu, saatnya semua insan dan anak bangsa, dan sebagai bagian segenap komponen bangsa dan masyarakat Indonesia, harus berkomitmen untuk memperingati Hari Lahir Pancasila, setiap tanggal 1 Juni, sebagai bagian dari pengarus-utamaan Pancasila dalam seluruh bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Catatan urgent lainnya, sejarah pembuatan Pancasila ini berawal dari janji kemerdekaan dikemudian hari kepada bangsa Indonesia oleh Perdana Menteri Jepang saat itu, Kuniaki Koiso pada tanggal 7 September 1944.
Lalu, pemerintah Jepang membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 29 April 1945 yang bertujuan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tata pemerintahan Indonesia Merdeka.
BPUPKI semula beranggotakan 70 orang (62 orang Indonesia dan 8 orang anggota istimewa bangsa Jepang yang tidak berhak berbicara, hanya mengamati atau semacam 'observer'), yang kemudian ditambah dengan 6 orng Indonesia pada sidang kedua.
Sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945 untuk merumuskan falsafah dasar negara bagi negara Indonesia.
Selama empat hari bersidang ada tiga puluh tiga pembicara. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa Soekarno adalah Penggali/Perumus Pancasila.
Tokoh lain yang menyumbangkan pikirannya tentang Dasar Negara antara lain adalah Mohamad Hatta, Muhammad Yamin dan Soepomo.
Pada tanggal 29 Mei 1945 Muhammad Yamin mengemukakan 5 asas bagi negara Indonesia Merdeka, yaitu 'Kebangsaan, kemanusiaan, ketuhanan, kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat' oleh 'Panitia Lima' (Bung Hatta) diragukan kebenarannya.
Dalam Arsip A.G Pringgodigdo dan Arsip A.K.Pringgodigdo yang telah ditemukan kembali menunjukkan bahwa Klaim Yamin tidak dapat diterima.
Pada hari keempat, Soekarno mengusulkan 5 asas yaitu 'Kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau peri-kemanusiaan, persatuan dan kesatuan, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan yang Maha Esa', yang oleh Soekarno dinamakan 'Pancasila'. Pidato Soekarno kemudian diterima dengan gegap gempita oleh peserta sidang.
Sejarah Hari Lahir Pancasila sangat perlu untuk diingat dan yang lebih utama lagi bagaimana kita dapat memaknai Pancasila sebagai dasar Negara dan sebagai landasan berkeperilaku dalam kehidupan bermasyarakat. wallahu'alam bis-sawab ... !!!
Penulis adalah pendiri Rabithah Melayu Banjar Kalimantan Selatan