Ketua PGRI Rawamerta Ervan Hendar Firmansyah.(foto: mat) |
KARAWANG - Kolaborasi antara pihak sekolah, satgas sekolah, dan orang tua siswa menjadi kunci dalam menjaga tawuran antar pelajar. Hal ini disampaikan oleh Ketua PGRI Rawamerta, Ervan Hendar Firmansyah, S.pd, sebagai pembina satgas sekolah.
Menurutnya, selama jam sekolah dari pukul 07 hingga selesai, tanggung jawab dan kewajiban menjaga siswa-siswi berada pada sekolah. Namun, di luar jam sekolah, khususnya setelah pukul 16.00, tanggung jawab tersebut beralih ke orang tua masing-masing siswa. Ervan menekankan perlunya kolaborasi agar tauran tidak terjadi, dan orang tua harus mengetahui jam berapa anak-anak pulang sekolah.
"Kolaborasi antara sekolah, satgas sekolah, dan orang tua menjadi penting untuk mengantisipasi tauran yang sering terjadi di luar jam pelajaran. Anak-anak sering menggunakan seragam sekolah saat berada di luar jam sekolah, sehingga imbasnya tetap terjadi di lingkungan sekolah," ujar Ervan
Dalam rangka menjaga kedisiplinan siswa, Ervan menekankan kerjasama bimbingan antara orang tua dan sekolah. Sekolah bertanggung jawab mulai dari jam masuk hingga jam keluar, sedangkan di luar jam sekolah, orang tua diharapkan aktif dalam membimbing anak-anaknya.
"Jika ada pelanggaran, seperti tauran, sekolah memberlakukan sanksi seperti SP1, SP2, atau SP3, bahkan hingga mengeluarkan siswa dari sekolah jika kerja sama dengan orang tua tidak terjalin," tandasnya.
Ervan menekankan pentingnya sekolah memiliki aturan yang ketat untuk memberikan efek jera kepada peserta didik. Orang tua juga diharapkan memantau ketat tata tertib yang berlaku di sekolah.
"Dengan adanya aturan yang ketat dan sanksi yang tegas, Ervan yakin bahwa tauran dapat dihindari. Sekolah juga mewajibkan persyaratan di atas materai dengan tanda tangan orang tua dan siswa saat akan masuk sekolah," tandasnya.(mat/ung)