 |
| Kabut asap dampak dari karhutla di salah satu wilayah di Kabupaten Tapin.(foto: ist) |
RANTAU - Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin menyebutkan, kasus penyakit Inspeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA di Bumi Ruhui Rahayu (Tapin), Kalimantan Selatan, tergolong tinggi.
Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin yang disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Puji Winarta, setidaknya sejak Januari hingga Agustus 2023 tercatat total ada 9.675 kasus penderita ISPA di Tapin.
"Cukup tinggi. Tiap bulan kasus penderita penyakit ISPA dari semua kelompok umur rata - rata jumlahnya di atas seribu orang," ungkapnya, Sabtu (30/9/2023).
Ia merincikan, angka kasus ISPA di Tapin pada Januari 2023 yakni 1.323 kasus, Februari 1.220 kasus, Maret 1.195 kasus, April 1.116 kasus, Mei 1.323 kasus, Juni 1.036 kasus, Juli 1.139 kasus hingga Agustus 1.323 kasus.
Dikatakannya, kasus ISPA ini rentan menyerang kelompok usia Balita dan Lansia, akan tetapi bukan berarti orang dewasa bisa kebal terhadap paparan penyakit yang salah satunya disebabkan akibat polusi udara ini.
Ia mencatat, Balita di Tapin yang terpapar ISPA mulai Januari hingga Agustus tahun 2023 ini yakni, Januari sebanyak 460 kasus, Februari 442 kasus, Maret 454 kasus, April 357 kasus, Mei 337 kasus, Juni 320 kasus, Juli 355 kasus hingga Agustus 2023 sebanyak 444 kasus.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan ISPA yaitu infeksi virus, bakteri ataupun jamur hingga lingkungan seperti asap rokok dan polusi udara.
Beberapa gejala penderita ISPA seperti batuk, pilek, demam, hidung tersumbat, sakit tenggorokan atau nyeri menelan, sakit kepala, susah bernafas dan beberapa gejala lainnya.
"Sebelum maraknya Karhutla dan musim kemarau sekarang ini, penderita ISPA di Kabupaten Tapin memang sudah cukup tergolong tinggi," pungkas Puji Winarta.(rls/mat)
