Iklan

Iklan

Musim Panas Picu Karhutla, Satgas Minimalisir Kabut Asap di Kabupaten Tapin

BERITA PEMBARUAN
02 Oktober 2023, 22:39 WIB Last Updated 2023-10-02T15:39:36Z
Tum BPBD dan TNI -Polri dibantu relawan lainnya berjibaku padamkan Karhutla di wilayah Kabupaten Tapin, Kalsel.(foto:dok BPBD)


RANTAU - Musim kemarau yang berkepanjangan pada tahun 2023 ini memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di sejumlah wilayah di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.


Berdasarkan sumber data Pusdalops PB Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapin melaporkan, sejak 1 Juni hingga 1 Oktober 2023 saat ini, akumulasi Karhutla yang berhasil ditangani pihaknya telah mencapai luas lahan sebanyak 303,35 hektare dari total 109 titik lokasi kejadian.


Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Tapin, Ahmad Sofyan mengatakan, 109 titik lokasi Karhutla dengan luas lahan yang terbakar 303,35 hektare berhasil ditangannya ini tersebar di 12 Kecamatan se-Kabupaten Tapin.


"Titik lokasi Karhutla pada periode ini paling banyak terjadi di Kecamatan Tapin Tengah, Candi Laras Selatan (CLS), Tapin Selatan, Tapin Utara, Lokpaikat, Binuang, Candi Laras Utara (CLU), Bungur dan Bakarangan," sebutnya, Senin 2 Oktober 2023.


Sementara untuk wilayah yang paling sedikit terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) kata Ahmad Sofyan, yakni Kecamatan Hatungun, Salam Babaris dan Kecamatan Piani.


"Vegetasi lahan yang terbakar didominasi semak belukar. Semak pepohonan dan lahan pertanian non produktif, serta sebagian perkebunan karet,kebun sawit, lahan pertanian cabai. Sedangkan untuk hutan nihil kasus," jelasnya.


Ahmad Sofyan mengungkapkan, kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam penanggulangan Karhutla di Tapin selama ini yakni, luas areal hutan dan lahan, lokasi kebakaran tidak mudah dijangkau dan sulitnya akses jalan menuju lokasi kebakaran.


Selain itu masih kata Ahmad Sofyan, kurangnya kesadaran dari pelaku usaha, pertanian, perkebunan, kehutanan dan masyarakat dalam membuka lahan.


"Lokasi kejadian sebagian besar terjadi di lahan gambut, sulitnya mendapatkan sumber air di lokasi kebakaran dan belum optimalnya sosialisasi serta kesadaran masyarakat tentang dampak pembakaran lahan dan hutan," ungkapnya.


Kendala lainnya yang menjadi tantangan, yakni belum adanya sistem pendeteksian dini tentang Karhutla dan terbatasnya sarana, prasarana, SDM hingga dana operasional terkait dengan luas wilayah kebakaran lahan dan hutan.


Namun demikian Ahmad Sofyan menegaskan, Tim BPBD, TNI, Polri, Satpol PP dan Damkar, Bapara, Relawan, Masyarakat dan instansi terkait lainnya hingga kini masih terus berjibaku melakukan penanganan Karhutla meskipun secara manual maupun bantuan udara di setiap titik lokasi api yang muncul.


"Saya berharap di Kabupaten Tapin tidak mengalami bencana kabut asap akibat Karhutla. Kita optimalkan upaya pencegahan dan penanggulangan," tandasnya.(ron)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Musim Panas Picu Karhutla, Satgas Minimalisir Kabut Asap di Kabupaten Tapin

Terkini

Topik Populer

Iklan