Ketua PGMNI Karawang Wahyudi, S.Pd.I., M.Pd. (foto: rm) |
KARAWANG - Setelah resmi dilantik sebagai Ketua Punggawa Madrasah Nasional Indonesia (PGMNI) Karawang, Wahyudi, S.Pd.I., M.Pd., berencana memberikan terobosan kepada pemerintah terkait minimnya perhatian terhadap sumber daya manusia (SDM) guru-guru madrasah.
Wahyudi menyoroti ketertinggalan guru madrasah dibandingkan dengan guru umum, menekankan kurangnya pelatihan dan pembinaan.
"Ke depan, kami akan mengadakan rutinitas pelatihan untuk meningkatkan SDM guru madrasah," ungkapnya.
Selain itu, Wahyudi mencermati ketidaksetaraan dalam infrastruktur madrasah dibandingkan dengan sekolah umum. Ia menyebutkan hal ini pada kurangnya perhatian pemerintah terhadap madrasah.
"Madrasah memberikan kontribusi besar, namun bangunannya masih tertinggal. Kami akan mendorong pemerintah untuk mengalokasikan dana pembangunan madrasah dari APBD," tegasnya.
Dengan adanya PGMNI di Karawang, Wahyudi berharap dapat membantu mendorong pemerintah agar menyisihkan sebagian anggaran untuk pembangunan madrasah.
"Madrasah Aliyah baru tercatat 29, Madrasah Tsanawiyah sekitar 70, dan Raudhatul Athfal (RA) sekitar 23 hingga 32 di tiap kecamatan. Namun, masih banyak yang membutuhkan pembenahan," jelas Wahyudi.
Mengenai anggaran yang tersalurkan melalui APBD, Wahyudi menyampaikan bahwa untuk saat ini belum mendapatkan informasi yang lebih terkini. Namun, ia mencatat adanya ketidaksetaraan dalam honorarium daerah (Honda).
"Honor sekitar 1,2 juta pertahun, hanya 100 ribu perbulan. Sangat minim padahal APBD Karawang lebih besar dari pada kabupaten lain," tambahnya.
Wahyudi menegaskan komitmennya untuk berkolaborasi dengan pemerintah demi peningkatan kualitas pendidikan di madrasah, dan menantikan dukungan serta perhatian lebih dari pihak terkait.(bdg/adhan)