Medialink gelar kegiatan kelas cek fakta di kampus-kampus sebagai langkah untuk memberikan pemahaman tentang literasi digital. (foto: ly) |
JAKARTA - Era digital dengan perkembangan teknologi yang pesat membawa dampak signifikan pada masyarakat, namun penggunaan teknologi yang kurang bijak juga membawa konsekuensi serius.
Salah satu dampak negatifnya adalah maraknya penyebaran hoaks, yang kini semakin meluas melalui berbagai platform media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan WhatsApp.
Data menunjukkan bahwa pengguna internet, khususnya usia 13-34 tahun, memiliki penetrasi yang tinggi, tetapi tingkat literasi digital masih rendah. Bahkan, lingkungan kampus yang seharusnya menjadi tempat dengan kecerdasan intelektual tinggi, juga terpengaruh dengan maraknya penyebaran hoaks.
Medialink, sebuah lembaga yang fokus pada edukasi literasi digital, menggelar kegiatan kelas cek fakta di kampus-kampus sebagai langkah untuk memberikan pemahaman tentang literasi digital.
Direktur Eksekutif Medialink, Ahmad Faisol menyampaikan pentingnya melibatkan mahasiswa dan kampus dalam upaya menangkal penyebaran hoaks.
"Inilah salah satu alasan kita untuk terlibat kegiatan edukasi di kampus-kampus. Harapan kita, mahasiswa dan masyarakat kampus umumnya menjadi agen anti-hoaks di masyarakat," kata Ahmad Faisol.
Menurutnya, mahasiswa dengan kecerdasan intelektual tinggi seharusnya menjadi promotor utama dalam menangkal hoaks. Literasi digital bukan hanya tentang kemampuan analisis informasi, tetapi juga tentang adab bersosialisasi di dunia digital.
"Pemahaman adab digital generasi muda kita masih sangat lemah, walau pun sebaran internetnya sangat tinggi," tambah Faisol.
Dalam konteks ini, literasi digital tidak hanya memberikan keterampilan analisis, tetapi juga mengajarkan etika dalam bermedia sosial. Mahasiswa yang memiliki pengetahuan adab digital diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dan menjadi pemutus derasnya penyebaran hoaks, fitnah, atau ujaran kebencian.
Dra. Tellys Corliana, M.Hum, Dekan FISIP Universitas Muhamadiyah Dr Hamka (Uhamka), mengapresiasi kegiatan literasi digital yang dilakukan oleh Medialink. Ia melihat pentingnya memberikan pengetahuan dan keterampilan literasi digital kepada mahasiswa.
"Mahasiswa harus menjadi generasi yang mampu menyaring informasi sebelum sharing sehingga peredaran isu-isu hoaks ini juga dapat berkurang di masyarakat," ujar Tellys Corliana.
Kegiatan-kegiatan semacam ini diharapkan dapat mendorong mahasiswa untuk berperan aktif sebagai agen perubahan dan agen anti-hoaks.
Mahasiswa diharapkan dapat menjadi generasi yang bijak dalam menggunakan teknologi, memberikan kontribusi positif, dan menyebarkan konten edukatif bagi masyarakat.(rls/red)