Nunuy Nurokhmah.(foto : rm) |
KARAWANG - Guru mata pelajaran Fisika di SMA Negeri 1 Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Nunuy Nurokhmah, S.Pd., M.Pd., yang baru meraih Anugerah Literasi Indonesia Tahun 2023, mengatakan bahwa budaya baca anak-anak Indonesia harus dibangun dari keluarga.
"Budaya baca itu datang dari lingkungan terkecil dulu, yang sehari-hari selalu bersentuhan, ya itu keluarga," kata Nunuy kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (15/1/2024).
Nunuy menjelaskan, berdasarkan hasil survei, minat baca masyarakat Indonesia sangatlah rendah. Sebab minat baca di Indonesia menduduki peringkat 62 dari 68 negara pada Agustus 2018.
Tak hanya minat baca, ternyata kemampuan membaca anak-anak Indonesia apabila dibandingkan setingkat negara se-Asean saja masih sangat jauh, apalagi jika dibandingkan dengan seluruh negara di dunia.
Saat ini di Indonesia, jumlah minat baca anak-anak hanya mencapai 0,001 persen pertahun. Artinya dari 1000 orang hanya 1 yang rajin membaca buku.
Menurut Nunuy, ada penelitian yang sangat mempengaruhi budaya orang tua yang di rumahnya suka membaca itu akan diikuti sama anak-anak.
"Oleh karena itu, penting sekali untuk membangun budaya baca di keluarga," kata Nunuy.
Sebagai Koordinator Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMAN 1 Cikampek, Nunuy berbagi pengalaman terkait Gerakan Literasi Keluarga (GLK) dan Gerakan Literasi Masyarakat (GLM).
Di sekolah ini, lanjut Nunuy, kami telah memulai program literasi harian dan mengikuti tantangan literasi selama sepuluh bulan, melibatkan berbagai kegiatan seperti membaca, membuat puisi, dan menggali kearifan lokal.
Nunuy juga menyoroti prinsip literasi di sekolah, di mana keberadaan Tim Literasi Sekolah (TLS) dan kerja sama dengan orang tua di Gerakan Literasi Keluarga (GLK) menjadi kunci implementasi literasi yang berhasil.
"Meski mengakui tantangan ini berat, Nunuy berkomitmen untuk terus mengedukasi dan membangun komunitas literasi yang kuat di sekolahnya," tutur Nunuy.(**)