Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto saat FGD terkait peningkatan rasio elektrifikasi, Kamis 14 Maret 2024 lalu. (foto: fpks) |
JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, mengecam Pemerintah atas ketidakmampuannya mencapai target elektrifikasi nasional seratus persen sejak tahun 2020.
Menurutnya, janji-janji Pemerintah hanya menjadi angin surga belaka, dengan bukti yang jelas terlihat dalam kenyataan hingga hari ini.
"Slogan listrik yang berkeadilan yang digaungkan Pemerintah itu cuma omong kosong belaka. Sejak Indonesia merdeka sampai hari ini masih banyak rumah tangga Indonesia yang tidak dapat menikmati terangnya listrik. Sehari-hari hidup dalam gelap gulita di malam hari," ungkap Mulyanto dalam sebuah Forum Group Discussion (FGD) terkait peningkatan rasio elektrifikasi, Kamis 14 Maret 2024.
Mulyanto menekankan perlunya keseriusan Pemerintah dalam mewujudkan keadilan listrik bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ia menilai bahwa fokus Pemerintah pada mobil listrik atau listrik dari sumber energi baru-terbarukan lebih merupakan konsumsi orang kota.
"Sementara masih banyak daerah terpencil yang belum tersentuh oleh elektrifikasi," ujarnya.
Selain itu, Mulyanto juga mengkritik kelemahan komitmen Pemerintah dalam hal elektrifikasi, dengan tidak adanya alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk PLN yang didedikasikan untuk peningkatan rasio elektrifikasi nasional.
"Program bantuan pasang baru listrik (BPNL) tahun 2024 juga hanya mencakup sebesar 80.000 rumah tangga dari target sebesar 200.000 rumah tangga," sebutnya.
Data terbaru dari PLN kata Mulyanto, menunjukkan bahwa rasio elektrifikasi saat ini baru mencapai 98.33 persen, artinya sekitar 1.4 juta rumah tangga Indonesia masih belum dapat menikmati listrik.
"Kalau seperti ini kecepatan peningkatan rasio elektrifikasi nasional, sampai kapan terwujud keadilan listrik untuk saudara-saudara kita tersebut?," tegas Mulyanto.(hms/fpks)