Oleh : Renni Gumay
Momentum peringatan Hari Buku Sedunia tidak sekadar sebuah perayaan, tetapi juga merupakan kesempatan berharga untuk merefleksikan dan menggugah minat membaca, terutama pada anak-anak dan generasi muda.
Membaca buku bukan hanya memberikan manfaat bagi perkembangan otak, tetapi juga membangun kebiasaan baik dan ikatan dalam keluarga.
Pegiat literasi di seluruh dunia memiliki peran yang sangat penting dalam upaya ini. Mereka telah membangun berbagai situs web dan aplikasi yang mudah diakses, dengan memanfaatkan teknologi gadget sebagai sarana positif.
Ribuan penulis, ilustrator, editor, dan ahli bahasa terlibat dalam upaya menyediakan konten berkualitas. Contohnya, aplikasi gratis seperti Let's Read tidak hanya menyediakan buku dalam bahasa asing, tetapi juga dalam bahasa daerah seperti Jawa, Minang, dan Sunda.
Meskipun telah tersedia banyak fasilitas untuk mendukung kebiasaan membaca pada generasi muda, namun semua itu mungkin tidak akan efektif tanpa dukungan dari orang tua.
Kunci utamanya adalah bagi para orang tua untuk meluangkan waktu membacakan buku kepada anak-anak mereka. Ketika anak-anak sudah dapat membaca sendiri, penting untuk tetap membangun kebiasaan berdiskusi di dalam keluarga.
Dengan demikian, kita dapat memanfaatkan momentum Hari Buku Sedunia untuk memperkuat budaya membaca, baik di kalangan anak-anak maupun generasi muda, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi individu yang cerdas dan berpengetahuan luas, serta memiliki ikatan yang kuat dalam keluarga.
Penulis adalah Penggerak Read Alaoud Karawang
