Deklarasi Rakyat Melawan Penguasa Korup dan Gerakan Melawan Oligarki di Cilamaya Karawang, Rabu 8 Januari 2024.(foto: ifn) |
KARAWANG - Deklarasi Rakyat Melawan Penguasa Korup dan Gerakan Rakyat Anti Oligarki yang diinisiasi Forum Tanah Air (FTA) yang semula dijadwalkan di kediaman Sadeli, koordinator Nelayan Muara Cilamaya, terpaksa dibatalkan karena adanya dugaan intimidasi dari pihak tertentu, Rabu (8/1/2025).
Namun, deklarasi tersebut tetap dilaksanakan dengan berpindah lokasi ke kantor hukum Elyasa Budianto di Jalan Raya Cilamaya-Cikalong, Karawang.
Acara deklarasi ini dihadiri Sekjen DPP FTA, Ketua DPW FTA Jawa Barat, Ketua DPC FTA Karawang, serta sejumlah nelayan dari Cilamaya dan Subang.
Ketua FTA Karawang, Elyasa Budianto, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan serentak yang juga dilakukan di Surabaya dan Jakarta.
FTA menggelar deklarasi untuk melawan penguasa korup dan oligarki, dengan menyoroti Proyek Strategis Nasional (PSN) PLTGU Jawa Satu Power yang dianggap merugikan nelayan Muara Cilamaya.
"Proyek PSN ini berdampak pada penghasilan nelayan, kerusakan lingkungan, dan ekosistem laut. Kami dari FTA mendukung penuh perjuangan nelayan Muara Cilamaya dan mendesak agar tuntutan mereka dikabulkan melalui gugatan class action yang saat ini masih berlangsung di Pengadilan Negeri Karawang," ujar Elyasa.
Sementara Ketua DPW FTA Jawa Barat, Syafril Sofyan, mengungkapkan bahwa pihaknya hadir untuk memperjuangkan nasib nelayan yang terancam kehilangan mata pencahariannya akibat dampak proyek PLTGU tersebut.
"Kami mendesak pemerintahan Presiden Prabowo untuk segera mengevaluasi proyek PSN ini yang merugikan rakyat, khususnya nelayan di Kabupaten Karawang," tegasnya.
Sekjen DPP FTA, Ida Kusdianti, menambahkan bahwa mereka tidak menentang keberadaan PSN, namun mereka menuntut agar proyek tersebut tidak merugikan rakyat.
"Jika PSN ini terbukti merugikan rakyat, pemerintah harus segera mengevaluasi atau bahkan membatalkan proyek tersebut," ujarnya.
Ida juga memberikan semangat kepada nelayan Muara Cilamaya untuk tidak takut dalam memperjuangkan hak mereka.
"Jangan takut untuk menyuarakan kebenaran, teruslah berjuang untuk mendapatkan keadilan meskipun ada intimidasi atau ancaman," katanya.(ifn/red)