 |
| Suratmo (kiri) bersama salah satu anaknya, Kamis 2 Januari 2025.(foto: ist) |
PEMALANG - Pasangan suami istri (Pasutri) asal Desa Pelutan, Pemalang, telah berjuang selama empat tahun untuk mendapatkan kembali uang senilai Rp900 juta yang mereka serahkan kepada oknum anggota Polres Pemalang.
Uang tersebut berasal dari hasil penjualan sawah milik mereka yang diperoleh dengan harapan dua anak mereka dapat diterima menjadi bintara polisi. Namun, hingga kini harapan itu kandas.
Cerita ini dimulai pada tahun 2020 ketika Suratmo (56), seorang pembuat gerabah, bertemu dengan seorang pria berinisial WH yang ternyata adalah ayah dari anggota Polres Pemalang berinisial WT.
Saat itu, Suratmo tengah mengantarkan bambu dengan becak dan diminta untuk mampir ke rumah WH.
Di rumah tersebut, Suratmo melihat foto WT, yang kemudian menginspirasi percakapan lebih lanjut mengenai keinginan anak Suratmo untuk menjadi polisi. WH menawarkan kemungkinan untuk membantu anak Suratmo agar bisa diterima di Kepolisian, dengan syarat Suratmo menyediakan uang sebagai ongkos.
"Saya tanya, 'Pak anak saya pingin jadi polisi'. Terus ditanya, lha sampeyan anake pingin jadi polisi punyanya apa? Sawah, pekarangan, dijual untuk ongkos biar uripe seneng," kenang Suratmo saat berbicara dengan WH.
Setelah mendiskusikan tawaran tersebut dengan istrinya, Sutijah (59), pasangan ini memutuskan untuk menjual sawah warisan seluas 2.600 meter persegi.
Sawah tersebut dijual seharga lebih dari Rp1,4 miliar. Setelah penjualan, WH kembali menemui Suratmo dan menyarankan agar masing-masing anaknya memberikan Rp350 juta agar dapat masuk Polri. Suratmo pun menyampaikan keinginannya agar anak-anaknya tidak di tempatkan jauh, khususnya di Pemalang.
Namun, meskipun telah menyerahkan uang tersebut, kedua anak Suratmo gagal diterima menjadi bintara polisi. Kini, keluarga tersebut masih berjuang untuk mendapatkan kembali uang yang telah mereka serahkan, yang telah menjadi perjuangan selama empat tahun.(M.Riyadi).
