Oleh : Ade Rama Akbar Alensyah
Pemilu 2024 di Indonesia diprediksi akan menjadi ajang yang sangat dipengaruhi oleh kekuatan media sosial, terutama dengan peran besar yang dimainkan oleh Generasi Z (Gen Z) dan para influencer digital.
Dengan hampir 30 persen pemilih Indonesia berasal dari kalangan Gen Z, kampanye politik kini semakin bergantung pada platform digital seperti Instagram, TikTok, dan YouTube untuk menjangkau pemilih muda. Ini menandai pergeseran besar dari kampanye tradisional yang lebih mengandalkan media konvensional.
Bagi Gen Z, media sosial bukan hanya tempat untuk hiburan, tetapi juga sebagai sumber utama informasi politik. Survei menunjukkan bahwa sekitar 65 persen pemilih muda lebih memilih mendapatkan informasi politik melalui platform digital dibandingkan dengan media tradisional seperti televisi atau surat kabar.
Oleh karena itu, para partai politik dan calon legislatif kini lebih memilih bekerja sama dengan influencer figur publik yang memiliki audiens loyal di media sosial untuk mempengaruhi keputusan politik pemilih muda.
Penggunaan influencer dalam kampanye pemilu 2024 memberikan keuntungan besar, karena mereka memiliki cara komunikasi yang lebih personal dan dekat dengan audiens. Para influencer sering menyampaikan pesan politik secara lebih informal, menggunakan humor atau konten kreatif yang mudah diterima dan lebih relatable oleh Gen Z.
Dengan begitu, kampanye yang dilakukan melalui influencer terasa lebih autentik dibandingkan dengan iklan politik formal yang sering kali dianggap tidak menarik.
Namun, meskipun strategi ini terbukti efektif, ada juga tantangan yang muncul. Salah satunya adalah risiko manipulasi opini publik dan penyebaran informasi palsu.
KPU dan Bawaslu kini semakin waspada terhadap penggunaan influencer dalam kampanye, untuk memastikan bahwa mereka tidak melanggar aturan terkait disinformasi. Transparansi dalam kerja sama antara politisi dan influencer menjadi sangat penting untuk menjaga integritas kampanye.
Secara keseluruhan, Pemilu 2024 diperkirakan akan menjadi revolusi dalam cara kampanye dijalankan di Indonesia. Pengaruh media sosial dan peran besar influencer akan semakin mendominasi, menciptakan peluang sekaligus tantangan baru dalam membentuk pilihan politik, khususnya di kalangan pemilih muda.