Iklan

Iklan

Nagan Raya Rayakan Lebaran Lebih Awal Beda dengan Ketetapan Pemerintah

BERITA PEMBARUAN
30 Maret 2025, 10:46 WIB Last Updated 2025-03-30T03:53:49Z
Warga Kabupaten Nagan Raya, Aceh saat melaksanakan Salat Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah, Sabtu 29 Maret 2025.(foto: ist)


NAGAN RAYA - Warga Kabupaten Nagan Raya, Aceh, kembali merayakan Idulfitri atau Lebaran 1446 Hijriah lebih awal dari ketetapan pemerintah pusat. Tahun ini, mereka menggelar Shalat Id pada Sabtu, 29 Maret 2025, kemarin, dua hari lebih awal dibandingkan jadwal nasional yang ditetapkan pemerintah untuk Senin, 31 Maret 2025.


Keputusan ini diambil berdasarkan metode hisab bilangan lima yang diwariskan ulama besar Abu Habib Muda Seunagan. Tradisi yang sudah bertahan lebih dari 200 tahun ini tetap dipegang teguh Jamaah Syattariyah di Nagan Raya.


Tidak hanya dalam penetapan Idulfitri, perbedaan juga terjadi pada awal Ramadan. Jamaah Syattariyah di Nagan Raya memulai puasa lebih awal dibandingkan mayoritas umat Islam di Indonesia. 


Ketika pemerintah menetapkan awal Ramadan pada 1 Maret 2025, jamaah ini sudah mulai berpuasa pada Kamis, 27 Februari 2025, sesuai dengan perhitungan mereka sendiri.


Perbedaan ini sudah menjadi hal yang biasa terjadi setiap tahunnya di Nagan Raya. Meski demikian, masyarakat setempat tetap menjalankan keyakinan mereka dengan tenang tanpa adanya konflik sosial.


Fenomena ini kembali menimbulkan beragam tanggapan. Bupati Nagan Raya, Teuku Raja Keumangan, mengimbau agar masyarakat tetap menjaga toleransi di tengah perbedaan ini. 


"Kita harus menghormati setiap keyakinan dan tradisi yang ada di tengah masyarakat. Keberagaman ini justru menunjukkan kekayaan budaya Islam di Nusantara,” ujarnya, Sabtu 29 Maret 2025.


Kepala Dinas Syariat Islam Nagan Raya, Damharius, juga menyampaikan pandangannya terkait fenomena ini. Menurutnya, perbedaan dalam penentuan awal Ramadan dan Idul Fitri adalah bagian dari dinamika keagamaan yang telah berlangsung lama. 


“Masyarakat Nagan Raya sudah terbiasa dengan perbedaan ini. Yang terpenting adalah menjaga harmoni dan tidak memperdebatkan perbedaan yang ada,” katanya.


Namun, tidak semua pihak setuju dengan perbedaan ini. Seorang tokoh masyarakat yang enggan disebutkan namanya menyesalkan hal ini. 


“Seharusnya kita berusaha untuk menyatukan umat, bukan malah membiarkan perbedaan ini terus terjadi setiap tahun. Ini bisa berpotensi menimbulkan kebingungan di kalangan masyarakat,” ujarnya.


Pemerintah Indonesia telah menetapkan Hari Raya Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Keputusan ini diambil berdasarkan sidang isbat yang melibatkan berbagai pihak, termasuk Kementerian Agama, Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan ormas Islam lainnya.


Penetapan ini juga sejalan dengan keputusan Muhammadiyah, yang menetapkan Idulfitri pada tanggal yang sama. Dengan demikian, mayoritas umat Islam di Indonesia akan merayakan Idulfitri secara serentak pada 31 Maret 2025.


Sikap warga Nagan Raya yang tetap teguh pada metode hisab warisan ulama lokal menunjukkan bahwa tradisi Islam di Aceh memiliki akar yang kuat dan terus diwariskan lintas generasi. 


Meskipun tidak mengikuti ketetapan pemerintah, mereka tetap menjalankan ibadah dengan penuh khidmat, menjadikan perbedaan ini sebagai bagian dari dinamika keberagamaan di Indonesia. (MU)


Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Nagan Raya Rayakan Lebaran Lebih Awal Beda dengan Ketetapan Pemerintah

Terkini

Topik Populer

Iklan