Iklan

Iklan

Nunggu Giliran Mengaji, Ngopi jadi Tradisi Ramadan yang Menyentuh Hati

BERITA PEMBARUAN
02 Maret 2025, 20:32 WIB Last Updated 2025-03-02T13:32:04Z
Sebelum mendapat giliran mengaji para ustad warga di Desa Karyasari Rengasdengklok, Karawang melaksanakan minum ngopi bersama. (foto: zul)


KARAWANG - Ramadan selalu memiliki nuansa yang khas di setiap daerah, salah satunya di Kampung Krajan Utara, Karyasari, Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Sabtu 1 Maret 2025 kemarin. 


Di sana, warga menjalani tradisi unik yang sudah turun-temurun, yakni menikmati secangkir kopi sembari berbincang ringan sebelum giliran mengaji tiba.


Tradisi ini berlangsung di Majlis Musolah Al-Huda, sebuah tempat yang menjadi pusat kegiatan mengaji bagi warga setempat. 


Setiap malam Ramadan, baik muda maupun tua duduk bersama dengan hangatnya secangkir kopi di tangan mereka, menikmati waktu sebelum mengaji dimulai. Tidak sekadar untuk menunggu, momen ini menjadi waktu yang penuh makna bagi mereka.


"Ngopi ini bukan sekadar minum kopi, tapi juga ajang silaturahmi. Sambil menunggu, kami berbicara tentang kehidupan, ilmu agama, dan saling mengingatkan dalam kebaikan," ujar Sanjaya, salah satu jamaah yang telah lama menikmati kebiasaan ini.


Bagi banyak orang, kebiasaan ngopi sebelum mengaji bukan hanya soal kopi, tetapi juga tentang membangun hubungan yang lebih erat. 


Ustad Narsum, pengajar mengaji di Musolah Al-Huda, turut mengapresiasi tradisi ini. Menurutnya, suasana santai sebelum mengaji membuat jamaah lebih rileks, sehingga mereka bisa lebih fokus dan khusyuk dalam membaca Al-Qur'an.


“Suasana santai ini ternyata membawa dampak positif. Jamaah jadi lebih tenang dan dapat mendalami bacaan Al-Qur'an dengan lebih baik,” ungkap Ustad Narsum.


Tak hanya mempererat kebersamaan antar warga, kebiasaan ngopi ini juga berhasil menarik perhatian generasi muda. 


Anak-anak muda yang sebelumnya mungkin kurang terlibat dalam kegiatan mengaji kini tertarik berkumpul, belajar, dan berdiskusi dengan orang tua mereka. Ini menciptakan jembatan penghubung yang kuat antar generasi.


Dengan kebiasaan ini, Ramadan di Kampung Krajan Utara semakin terasa penuh dengan kehangatan, kebersamaan, dan semangat untuk saling mendukung dalam kebaikan. Sebuah tradisi sederhana, namun penuh makna yang patut untuk terus dilestarikan.(zul)


Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Nunggu Giliran Mengaji, Ngopi jadi Tradisi Ramadan yang Menyentuh Hati

Terkini

Topik Populer

Iklan