Oleh : Hafizah D.A., S.Si.
Setiap hari, dunia disuguhi tayangan horor nyata dari Gaza : pembantaian sadis etnis Palestina. Di balik angka dan statistik yang terus bertambah, terdapat nyawa-nyawa kecil yang melayang, keriangan masa kecil dan mimpi-mimpi masa depan mereka yang sirna. Musnah oleh genosida brutal dan sistematis yang dilakukan oleh Zionis Israel bersama negara-negara penyokongnya.
Laporan terkini menyebutkan bahwa lebih dari 39.000 anak telah menjadi yatim akibat agresi Israel yang terjadi di Gaza. Bahkan, setiap harinya, sekitar 100 anak syahid. Sebuah fakta dan angka fantastis yang harusnya mustahil terjadi di abad modern ini.
Ini bukan sekadar kejahatan perang biasa. Tragedi kemanusiaan ini terjadi di tengah lemahnya dukungan lembaga internasional atas perang defensif yang sedang dilakukan oleh warga Palestina atas agresi brutal Zionis Israel. Mereka adalah simbol retorika belaka dari ketidakberdayaan dunia dan tumpulnya hukum dari lembaga dan komunitas internasional.
Suara Gaduh Global = Retorika Semu
Ironisnya, semua ini terjadi di tengah gencarnya narasi global soal hak asasi manusia (HAM), perlindungan anak, dan berbagai konvensi Internasional yang konon dirancang untuk menjaga harkat dan martabat manusia. Lalu, ke mana suara dunia yang gaduh itu bermuara? Di mana aksi nyata dari berbagai lembaga kemanusiaan Internasional yang katanya hadir untuk mencegah penderitaan dan melindungi anak-anak?
Kenyataan pahitnya, ternyata semua aturan dan perangkat hukum yang ada tampaknya hanya berlaku selektif. Menjadi perisai kebiadaban Zionis Israel meski terang-terangan kejahatannya telah disumpah serapah oleh dunia. Rupanya, realisasi seluruh tata aturan dunia bergantung pada kepentingan Negara adidaya global, sekutu terkuat penyokong gerak dan hidupnya Zionis Israel, sekaligus peletak dasar implementasi kebijakan dunia.
Inilah bukti nyata rusaknya sistem kapitalisme global yang dipaksakan untuk diemban oleh Negara Adidaya tersebut kepada seluruh Negara dan lembaga Internasional. Dengan berbagai narasi polesan berkilauan atas sistem tersebut, tak lupa sisipan berbagai fitnahan, perundungan, dan kecaman atas sistem tandingannya, terutama kepada sistem Islam kaffah.
Sistem Kapitalis Kufur Biang Keroknya
Fakta ini seharusnya membuka mata umat Islam bahwa mereka tidak boleh lagi berharap pada sistem kufur buatan manusia yang penuh ketidakadilan dan berstandar ganda. Kezaliman yang terus berlangsung sampai detik ini di Palestina menunjukkan bahwa selama umat bergantung pada sistem kufur dengan solusi-solusi parsialnya yang tak mengakar dan sekuler, penderitaan saudara mereka tidak akan pernah berakhir.
Pembebasan Gaza dan Palestina dari para penjajah serakah bukan berada di tangan para perunding ataupun berbagai konferensi perdamaian yang tak ada ujungnya. Gerakan tersebut sejatinya adalah perjuangan bersama umat Islam global itu sendiri, dengan jalan perjuangan politik Islam yang hakiki, yaitu dengan menegakkan kembali institusi pemerintahan bersistem hukum Islam kaffah. Dengannya, sistem tata aturan Islam akan sempurna dijalankan secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Sistem Pemerintahan Islam : Solusi Tuntas
Sistem pemerintahan Islam memimpin umat dengan hukum yang bersumber langsung dari Allah Sang Pencipta sekaligus Sang Pengatur Kehidupan. Ia telah membuktikan dirinya sebagai pelindung umat sebagai rain (pengurus) dan junnah (perisai). Selama belasan abad, sistem ini telah mampu menjaga kemuliaan dan keselamatan umat Islam di berbagai belahan dunia. Di bawah naungannya, anak-anak tidak hanya aman dari ancaman luar, tetapi juga mendapat dukungan sistem yang memungkinkan mereka tumbuh menjadi generasi cemerlang, pembangun peradaban gemilang dari masa ke masa.
Hari ini, ketika anak-anak Gaza hidup dalam ketakutan dan kehilangan, kita seharusnya tidak hanya terdiam. Diamnya seorang muslim atas saudara muslim lainnya yang teraniaya dan bersimbah darah adalah dosa dan pengkhianatan iman. Kelak, masing-masing kita akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT.
Persoalan anak-anak Gaza juga tidak akan selesai selama akar persoalan Palestina tidak diselesaikan secara tuntas. Dan solusi tuntas itu hanya bisa terwujud melalui jihad di bawah kepemimpinan sistem pemerintahan Islam kaffah.
Bersatu Bergerak
Sistem pemerintahan Islam bukan sekadar sejarah emas masa lalu. Ia juga bukan hanya mimpi berkepanjangan masa kini. Ia harus dibangkitkan dan kembali dibangun bersama oleh seluruh umat Islam global untuk menyelamatkan diri umat yang sekarang terserak seperti buih di lautan dari kehancuran total. Karena kembalinya ia adalah bisyarah Rasulullah dan janji Allah. Bukankah seorang muslim harus mengimani janji-Nya ?
Maka, memperjuangkan tegaknya kembali sistem pemerintahan Islam bukanlah pilihan, tapi kewajiban. Tidak ada pilihan lain bagi umat selain mengambil kembali jalan yang telah Allah tunjukkan kepada Rasulullah dan para khalifah sesudah beliau. Sebuah hujjah bahwa kita tidak tinggal diam atas pengkhianatan dan penindasan yang terus berlangsung pada seluruh umat muslim di berbagai belahan dunia, pun pembantaian anak-anak Gaza oleh Zionis dan para pendukungnya.
Lalu, apa yang menahan kita untuk tetap tinggal diam? Bangkitlah dengan kesadaran iman dari pemikiran cemerlang. Bergeraklah dalam persatuan umat. Karena musuh Islam sangat ketakutan saat waktu itu tiba. Wallahualam.
Penulis adalah aktivis Kalimantan Timur